Images

Images

Selasa, 02 Juli 2013

Love In Wedding -Part 4 (END)-


Mmm.. sebelumnnya author minta maaf kalo postingan sebelumnya agak 'yadong', tapi kan author sudah memeperingatkan kalo dibawah 16 tahun dilarang baca, iya kan??? nah kalo gitu silahkan lanjut lagi membacanya ^^
Ini cast yeoja nya, Kim Y/N , wkkk
 
Ini Cast namja nya >> Byun Baekhyun


[YOUR POV]

Mommy belum pulang juga. Hari sudah makin siang dan aku tetap diam dirumah Baekhyun. Baekhyun sedang membuatkanku sarapan karena sejak tadi kami belum makan apapun.
“Baek-ah, kau sedang masak apa?” tanyaku dan mendekati Baekhyun yang sedang didapur.
“Entahlah, mungkin nasi goreng saja.” Ucap Baekhyun sambil mengambil bahan-bahannya dari lemari es.
“Kalau begitu aku saja yang memasak.” Ucapku dan aku mengambil bahan-bahan yang ada ditangan Baekhyun.
Aku memotong sosis sedangkan Baekhyun mencuci tomat dan bawang. Kami bekerja sama untuk membuat sarapan, hehe.
“Aw.” Tanganku teriris pisau sedikit.
“Wae geurae?” Baekhyun mendekatiku dan melihat tanganku yang berdarah.
“Sini.” Baekhyun memegang tanganku lalu dicuci diwastafel. Baekhyun berjalan ke lemari dan mengambil plester.
“Sudah.” Ucap Baekhyun setelah membalut lukaku dengan plester. Ia tersenyum dan mengecup tanganku. “Hati-hati chagi.” Katanya dan ia melanjutkan pekerjaanku memotong sosis. Akhirnya Baekhyun-lah yang memasak sarapan. Uhh, aku tidak melakukan apapun karena dilarang oleh Baekhyun. Menyebalkan sekali, tapi aku sayang padanya.

Geurae Wolf naega Wolf .. Awooo~ Ah saranghaeyo? Nan neukdego neon minyeo
Ponselku berbunyi, tanda ada pesan masuk. Aku buru-buru mengambil ponselku diatas meja dan membuka pesan.
“Mommy?” aku melihat nama Mommy dipesan masuk dan buru-buru membacanya.
“Y/N, maaf mommy dan daddy tidak bisa pulang. Pernikahan ahjumma-mu digelar besok, mommy langsung kesana untuk membantu. Kau dan Baekhyun akan menjadi pengiring pengantin. Belilah gaun putih dan pergilah ke Jin-An besok pagi bersama Baekhyun. Katakan pada Baekhyun kalau eomma nya ada disini juga.” Aku membaca pesan dari mommy dan Baekhyun mendengarkan disampingku dengan piring ditangannya.
“lalu?” ucap Baekhyun menyuruhku melanjutkan membacanya.
“NB, pakailah kartu kreditmu, mommy yang akan membayarnya.” Aku menghebuskan napas. Iiissh, Mommy selalu begitu.
“Sudahlah, ayo makan dulu chagi.” Ucap Baekhyun sambil mengelus kepalaku.
Baekhyun selesai duluan dan langsung pergi keatas. Aku meneruskan makanku dengan tenang.
“Apa ini?” Baekhyun menyerahkan kotak sebesar kotak sepatu padaku.
“Buka saja.” Baekhyun tersenyum. Aku membuka kotak itu da terkejut seketika. Untung saja aku tidak tersedak nasi goreng.
“Baek-ah..” aku menatap Baekhyun dan ia hanya tersenyum. “Gomawo.” Ucapku terharu.

[BAEKHYUN POV]

Sejak sore hujan deras mengguyur lagi. Seharian hanya menonton televisi dan diam dirumah. Bosan sebenarnya, tapi karena ada chagi-ku, jadi tidak terasa membosankan, hehe.
Besok kami harus pergi ke Jin-An pagi sekali dan parahnya kami harus naik bis karena tidak ada mobil yang bisa digunakan. Mobil dibawa oleh eomma. Iishh.
“Y/N-ah, kau tidurlah dulu.” Kata Y/N yang duduk disampingku.
“Iishh, sudah tidur.” Aku mengusap kepala Y/N lalu menggendongnya kekamar.
Aku turun kembali kebawah untuk mematikan televisi dan mengunci pintu.
“Ya, kenapa kau bangun, chagi?” tanyaku saat melihat Y/N berdiri didepan pintu kamar.
“Aku tidak bisa tidur.” Jawabnya.
“Tidak bisa tidur? Lalu tadi apa? haha.” Aku tertawa dan Y/N manyun. Aku memegang kepala Y/N dan mendekatkan wajahku padanya. Aku mencium bibirnya yang lembut, hanya sebentar dan Y/N pun tidak menolak.
“Ayo tidur.” Aku menarik tangan Y/N. Baru saja melewati pintu tiba-tiba ruangan menjadi gelap gulita. Semua lampu mati, dibawah juga.
“Waeyo?” tanya Y/N dan aku langsung memeluknya erat. Sungguh, aku takut sekali kalau gelap gulita seperti ini. Aku melihat keluar lewat jendela kamarku dan ternyata jalanan juga gelap.
“Mungkin ada pemadaman listrik.” Ucapku pada Y/N yang berdiri disampingku.
“Sudah tidur saja.” Ucap Y/N dan aku mengangguk. Y/N berjalan disampingku sambil memegang tanganku. Aku takut sekali.
“Jangan jauh-jauh, chagi.” ucapku sambil menarik Y/N ke tempat tidur dan memeluknya.
“Ne.” Jawab Y/N yang memelukku juga.

[YOUR POV]

Pagi-pagi sekali kami bangun dan bersiap-siap untuk pergi ke Jin-An, karena menggunakan bis.
“Pakai ini.” Baekhyun memberikan sepatu sneaker berwarna putih.
“Pakai gaun tapi pakai sneaker?” aku mengangkat alis.
“Kau mau kakimu sakit karena pakai high heels dan berjalan jauh ke halte?” Baekhyun mengangkat kakiku dan memakaikan sneaker itu. Ukurannya cukup dan warnanya sama dengan gaunku.
“Ayo berangkat sekarang.” Ucap Baekhyun sambil menarik tanganku dan keluar dari rumah Baekhyun. Aku berdandan seadanya saja karena Baekhyun hanya punya BB cream, bedak dan eyeliner saja. Sedangkan aku hanya membawa lipgloss dan pencuci muka ditasku. Jadi tidak ada make up seperti biasa, tapi ini sudah cukup baik.
Saat naik bis, penumpang dan juga sopir bis melihat kearah kami berdua yang berpegangan tangan dan masuk kedalam bis. Mereka kira kami adalah pengantin yang kabur dari pernikahan. Haha ada-ada saja. Mungkin karena pakaianku dan Baekhyun yang memang seperti pengantin, hehe.
Baekhyun yang menggunakan kemeja putih dan jas hitam sudah seperti mempelai pria yang tampan sekali. Dan aku menggunakan gaun yang diberikan Baekhyun berwarna putih sampai lutut dan menggerai rambutku yang agak panjang dan diberi jepitan lucu. Sudah seperti pengantin bukan? Hehe.
“Chukkae, ne.” Ucap seorang ibu yang duduk didepan kami yang mengira kami adalah pengantin.
“Kamsahamnida.” Jawab Baekhyun sambil tersenyum. Dengan canggung akupun ikut tersenyum.
“Baek, kenapa kau tidak bilang kalau kita bukan pengantin?” aku berbisik pada Baekhyun.
“Biar saja.” Jawab Baekhyun santai.
“Iish, kau ini.” Aku memalingkan wajahku ke jendela.
“Karena aku ingin kau menjadi pengantinku.” Bisik Baekhyun dan memegang tanganku dan tersenyum. Aku terharu sekali.
“Wow, bagus sekali dekorasinya.” Ucapku kagum ketika sampai didepan tempat acara pernikahan ahjumma. Aku melihat keluargaku dan juga orang tua Baekhyun ada didalam sedang mengobrol.
Baekhyun berjalan dengan santai sambil menenteng sepatu high heels milikku yang juga pemberian Baekhyun.
“Mommy, kalau mau pergi bilang dulu, dong.” Aku langsung memarahi mommy.
“Mianhae Y/N.” Jawab mommy dan hanya tersenyum.
“Mana Baekhyun?” tanya mommy. Aku menunjuk Baekhyun yang sedang berdiri didekat pohon.
“ayo cepat. Acara akan dimulai.” Mommy menyuruhku. Aku langsung berlari kearah chagi-ku ‘Baekhyun’.
“Kajja.” Ajakku tapi Baekhyun malah menahanku dan menarik tanganku kebalik pohon. Baekhyun berjongkok dan membuka sepatu sneakers yang kupakai.
“Sudah, aku saja.” Kataku tapi Baekhyun menahan kakiku dan memakaikan high heels nya.
Baekhyun menyenderkanku pada pohon dan mendekatkan wajahnya. Aku sudah tahu apa yang akan dia lakukan.
Dia mencium bibirku perlahan-lahan lalu memelukku.
“Selulus SMA nanti, aku akan menikahimu seperti ini.” Bisik Baekhyun ditelingaku dan mencium pipiku. Wajahku bersemu merah dan Baekhyun langsung menarik tanganku dan masuk keruangan acara.
Saat aku dan Baekhyun berjalan dibelakang ahjumma dan calon suaminya, para tamu tidak hanya melihat pasangan pengantin. Tapi juga melihat Baekhyun dan aku yang membawa buket bunga untuk pengantin. Baekhyun selalu melihat kearahku dan tersenyum manis.

Rasanya, kamilah yang menjadi pengantin.. ^_^

                                             END

^-^)// yeayy selesai juga.. tapi gimana? seru gak? kasih komen dongg biar cerita selanjutnya bisa lebih seru lagi :) gomawo ya yg udah baca

Love In Wedding -Part 2-


“Baek..” Aku kaget karena seseorang memelukku dari belakang, dan itu adalah Baekhyun. Baekhyun menutupi kepalaku dan kepalanya dengan blazer yang dipakainya dan memelukku.
“Ayo cepat.” Ucap Baekhyun menyuruhku untuk berlari. Akupun menurutinya. Sepanjang jalan, kami tidak menemukan tempat berteduh. Tepatnya tempat berteduh sudah penuh oleh orang yang berteduh dan kami tidak mungkin berteduh disitu karena pasti tidak muat lagi.
“Terima kasih, Baek.” Ucapku saat aku sudah ada didepan rumahku. Baekhyun berlari kerumahnya dan melambaikan tangannya lalu masuk kerumahnya. Sial sekali hari ini, kami hujan-hujanan sampai rumah.
“Dikunci?” aku bertanya pada diriku sendiri karena pintu rumah dikunci dan aku ketuk pun tidak ada yang membuka. Aku mengeluarkan ponsel dan cepat-cepat menelpon mommy. Aku menunggu telponku diangkat dan ketika mommy berbicara aku langsung bertanya macam-macam.
“Yoboseyo. Mom, mommy dimana?...Waeyo? Mwo? Apa tidak salah mom?” aku terduduk lemas didepan pintu. Aku menyebut ibuku dengan sebutan mommy dulu kami tinggal di Inggris.
“Ne, geurae.” Aku menutup telpon dan melipat lututku didada. Mommy dan Daddy pergi kerumah haramoni di Busan yang katanya sedang sakit dan aku tidak bisa masuk kerumah malam ini. Parahnya lagi, aku disuruh menginap dirumah Baekhyun. Aku tidak mau !!! Dia pasti rela tidak tidur semalaman untuk menjahiliku seperti menggambari wajahku dengan spidol seperti waktu SD dulu.
“Aaaahhh!!” aku membanting tas sekolahku kelantai.
[BAEKHYUN POV]
Fuuhh, dingin sekali habis hujan-hujanan sampai rumah. Setelah membuka bajuku yang basah kuyup, aku langsung mandi dengan air panas dari kran otomatis dikamar mandiku. Aku memasukkan baju seragamku dan juga blazerku yang basah kedalam mesin cuci untuk direndam oleh deterjen. Aku mengambil celana panjang dan baju rajut dari lemari dan memakainya. Hahh sudah lumayan hangat sekarang.
Eh? Y/N bagaimana ya? Aku melihat kerumah Y/N dari jendela dikamarku yang langsung menghadap jalan dan juga rumahnya. Omo, apakah itu Y/N? Ada seseorang yang sedang tertidur didepan pintu rumah Y/N. Sepertinya dia sangat kedinginan. Aku buru-buru turun dan berlari kerumah Y/N tanpa payung ataupun jas hujan.
“Y/N-ah, kenapa kau tidur disini?” tanyaku panik. Bibirnya sudah membiru dan tubuhnya menggigil.
“B..Baek...” Y/N berusaha berbicara tapi dia terlihat lemas sekali. Aku mencoba membuka pintu rumah Y/N tapi terkunci.
“Bertahanlah..” Aku menggendong Y/N dan berlari kerumahku secepat mungkin. Aku tidak mempedulikan lagi lantai yang basah karena air hujan yang menetes dari bajuku dan Y/N. Aku membawa Y/N kekamarku dan menidurkannya ditempat tidur.
“Y/N-ah!!” panggilku tapi Y/N tidak menjawabku. Matanya tertutup bibirnya membiru. Aku mengguncang-guncang tubuhnya tapi sepertinya dia pingsan. Aku bingung sekali. Aku membuka sepatu dan kaus kakinya lalu menyelimutinya.
“Ya ampuunn..” aku menepuk jidatku sendiri. Baju Y/N basah kuyup tapi aku tidak mungkin membukanya. Aku tidak mungkin menyuruh Eomma karena ia sudah 3 hari tinggal dirumah saudara dan pulangnya entah kapan.
“Aaahh.....” aku mengacak-acak rambutku. Sudahlah, akhirnya aku menutupi tubuh Y/N dengan selimutku dan hanya tanganku yang masuk untuk membuka pakaiannya. Aku tidak ingin melihat apa yang sedang aku lakukan sekarang. Sungguh, ini terpaksa aku lakukan karena aku tidak mungkin membiarkan Y/N sakit.
“Mianhae Y/N.” Ucapku sambil menutup mata dan melepaskan seluruh pakaian Y/N.
“Fuuhh.” Aku menghembuskan napas panjang karena sudah selesai melepas pakaian Y/N yang basah dan memasukkan pakaian itu ke mesin cuci.
Aku mengangkat tubuh Y/N yang dibalut selimutku ke kamar mandi dan aku tidurkan di bath-tub dan menyiram seluruhnya dengan air hangat dari shower. Aku biarkan Y/N didalam bath-tub (jahat ya—“) sementara aku mengganti seprai yang basah. Untunglah kasurnya dilapis plastik sebelum dilapis seprai jadi tidak ikut basah. Aku mengganti bajuku (lagi) yang basah barulah aku membungkus badan Y/N dengan handuk tanpa melihat sedikitpun lalu mengangkatnya lagi ketempat tidurku dan menyelimutinya langsung.
“Repot sekali.” Keluhku. Pekerjaanku belum selesai sampai disini. Aku masih harus mengeringkan lantai yang basah dan mencuci dan membuat makanan. Kalau saja tidak hujan, aku tidak akan serepot ini.
[YOUR POV]
“Emmph.” Aku terbangun karena mencium aroma minyak angin yang tidak aku sukai. Ini pasti milik Baekhyun. Aku terbangun tapi kepalaku pusing sekali. Tapi.. bukankah tadi aku diam didepan rumah?
“Aaaa..” aku berteriak dalam hati. Aku tidak pakai baju?? Kemana bajuku?? Aku kaget dan takut sekali. Apa yang sudah terjadi padaku? Ingin sekali menangis rasanya, aku hanya bisa menutupi tubuhku dengan selimut yang sejak tadi menyelimutiku.
Aku mengedarkan pandangan keseluruh ruangan. Aku ... kenal dengan ruangan ini.
“Baek-ah...” ucapku dengan pelan.
“Ige mwoya?” aku melihat pakaian terlipat rapi disampingku, dan juga surat.
“Y/N, pakailah bajuku dulu, punyamu belum kering. Aku tidak bisa meminjamkan baju ibuku karena kamarnya dikunci. Maafkan aku. Satu lagi. Maaf aku membuka bajumu—“ omo, aku tercekat membaca surat dari Baekhyun. Apa dia melihat tubuhku? Aaaa...
“Tapi sungguh, aku melakukannya dengan mata tertutup...” oh syukurlah, “Aku...aku tidak mau melakukannya karena aku tahu kau pasti ingin kalau yang melihatnya pertama kali adalah suamimu, bukan? Hehe...” aku terharu membaca kelanjutan surat ini. “Makanlah makanan itu dan jangan lupa teh hangatnya. Kalau kau mencariku, aku tidur disampingmu.” Selesai membaca surat Baekhyun, aku menengok kesamping tapi tidak ada yang tidur disampingku. Uuhh, Baekhyun menyebalkan.
Selesai memakai baju yang dipinjamkan Baekhyun, aku meminum teh hangatnya tapi aku hanya memakan nasinya sedikit saja. Aku tidak berselera.
“Baek.. Baekhyun-ah..” aku mencoba membangunkan Baekhyun yang tidur diatas karpet, tepatnya karpet itu berada disamping tempat tidur. Jadi, Baekhyun tidur dibawah.
“Aigo, Baekhyun-ah. Sekarang kan masih hujan kenapa kau tidur dibawah?” gumamku sambil menyelimuti Baekhyun.
“Mmmmhh..” Baekhyun terbangun. Apa dia mendengar perkataanku?
“Kau sudah bangun rupanya.” Baekhyun mengucek matanya dan duduk sambil menyender pada tempat tidur dan aku duduk disampingnya.
“Kenapa kau membawaku kemari?” tanyaku ketika kami sudah diam begitu lama.
“Waeyo? Aku kasihan padamu. Aku tidak mungkin membiarkanmu mati kedinginan disana.” Baekhyun menoleh padaku. Wajah kami dekat sekali. Cepat-cepat aku mengalihkan pandanganku karena wajahku sudah pasti memerah. Aku tidak menjawab dan kami pun terdiam.
“Kalau begitu, terima kasih Baek-ah.”

seru gak?? kalo kurang seru mian ya, soalnya gak jago bikin ff -_-

Love In Wedding -Part 3-


Ehh, udah part 3 nih :D gimana? seru gak? mian ya kalo ga seru .. don't forget to comment ok? ^^gomawo

“Kalau begitu, terima kasih Baek-ah.” Ucapku kemudian. Eh? Baekhyun tidak menjawabku. Aku menoleh padanya dan ternyata, dia tidur. Aigooooo.
“Baek.. baek..” aku menacak-rambut Baekhyun yang sedang tertidur. Omo, panas sekali dahinya. Dia pasti hujan-hujanan lagi saat membawaku kesini tapi dia malah langsung mengurusku dan melupakan dirinya. Baekhyun itu terlalu baik bagiku. Dia selalu mendahulukanku meskipun dia selalu jahil.
“Baek-ah, ayo bangun. Kau tidur diatas saja.” Aku memegang tangan Baekhyun dan berusaha membuatnya berdiri.
“Ya, kau tidur disini saja.” Ucapku sambil menyelimuti Baekhyun. Aku mengambil plester penurun panas dan menempelkan didahinya.
“Kau tidurlah lagi.” Ucapku sambil mengelus kepala Baekhyun dan hendak turun dari tempat tidur.
“Jangan tinggalkan aku, chagi.” Ucap  Baekhyun dalam tidurnya dan menarik tubuhku kedalam pelukannya.
“Ba..Baek-ah.. Lepaskan aku.” Aku berusaha mendorong tubuh Baekhyun tapi pelukannya terlalu kuat. Dia juga memanggilku ‘chagi’, ahh pasti dia mengigau.
“Baek-ah..”

[Baekhyun POV]
Bagus, sekarang gantian aku yang sakit. Badanku terasa dingin sekali tapi suhu tubuhku tinggi alias panas sekali. Mataku terpejam tapi sebenarnya aku tidak tidur. Aku sedang mengontrol suhu tubuhku agar kembali normal tapi aku tidak bisa. Aku merasakan tangan Y/N memegang tanganku dan mencoba menarikku berdiri. Aku tidak mendengar apa yang dikatakannya, kepalaku terlalu pusing. Tanpa aku sadari, aku sudah tertidur diatas tempat tidurku dan Y/N berada dalam pelukanku.
“Baek-ah...” aku mendengar Y/N memanggilku dan mendorong dadaku. Tapi, saat ini aku tidak ingin jauh darinya. Aku biarkan saja seperti ini.
Aku rasa dia tertidur juga. Biarkan sajalah, aku tidak ingin dia sakit. Kau tahu? Aku selalu saja mengkhawatirkannya.

[YOUR POV]
“Uuh, jam berapa sekarang?” aku terbangun dan mengucek mataku.
“Ehh?” aku kaget melihat Baekhyun yang tidur sambil memelukku. Kuperhatikan wajahnya baik-baik. Ternyata dia tampan juga, aku tidak pernah menyadari hal ini karena Baekhyun selalu menggangguku, jadi aku bilang dia jelek. Lagian aku tidak pernah sedekat ini dengan Baekhyun.
“Chagi..” Baekhyun membuka matanya dan tersenyum. Aahh senyum itu membuat jantungku berdebar.
“Baek.. lepaskan aku.” Aku mendorong tubuh Baekhyun tapi Baekhyun tidak mau melepas pelukannya.
“Ini kan masih jam 5, chagi.” Baekhyun lebih mengeratkan pelukannya seperti memeluk guling dan ia menutup matanya lagi.
“Iissh, aku ini bukan chagimu tau.” Aku memukul-mukul pipi Baekhyun.
“Ssstt..dengarkan.” Wajah Baekhyun berubah menjadi serius. Adu diam dan serius mendengarkan.
“Ada suara ap—” CHUP. Baekhyun mencium bibirku sekilas. Aku bengong.
“B..Baekhyun-ah.” aku memegang bibirku dan menatapnya. Baekhyun malah tersenyum manis sekali.
“Aaahh...Baekhyun-ah!!” Aku berteriak dan Baekhyun langsung melepas pelukannya dan lari kabur ke kamar mandi.
“Baekhyun..Awas Kau!!!” aku menggedor pintu kamar mandi sambil berteriak.
“Ya!! Jangan-jangan kau juga melihat tubuhku. Iya kan?” aku berteriak lagi.
“Tidak, Y/N. Sungguh.” Baekhyun berteriak didalam kamar mandi.
“Hiiks hiks..” aku terduduk didepan pintu kamar mandi dan air mataku mengalir begitu saja.

[BAEKHYUN POV]
Aku tersenyum dikamar mandi. Aku berhasil tidur dengan Y/N meskipun tidak melakukan apa-apa. Senang sekali rasanya semalaman memeluk Y/N dalam tidurku. Haha aku juga berhasil mencium bibir orang yang sangat aku cintai meskipun hanya sekilas saja. Aku...aku menginginkan Y/N menjadi milikku selamanya. Aku sangat mencintainya. Tapi, itu tidaklah mungkin. Y/N tidak mungkin mencintaiku, menyukaiku saja tidak mungkin.
Pikiranku tersadar saat aku mendengar suara tangisan dari luar.
“Y/N-ah.” Aku membuka pintu kamar mandi tempatku bersembunyi dengan perlahan.
“Y/N-ah, kau tidak apa-apa?” aku berjongkok didepan Y/N yang terduduk dan menangis.
“Ma..maafkan aku. A..aku..aku tidak bermaksud melakukannya. Sungguh.” Aku memegang bahu Y/N.
“Lepaskan!!” Y/N menangkis tanganku.
“Y/N-ah, maafkan aku.” Aku memeluk Y/N dan tangisnya makin keras.
“Maafkan aku.” Aku terus meminta maaf pada Y/N dan air mataku mulai menetes.
“Jebaaaall... Uljima Y/N-ah.”

[YOUR POV]
Aku menangis sampai sesenggukan dipelukan Baekhyun. Aku tidak menyangka dia akan melakukan semua ini padaku. Aku tidak bisa berkata-kata apa lagi.
“Jebal, uljima Y/N-ah.” Ucap Baekhyun. Mwo? Dia menangis? Tangisnya sesenggukan sepertiku. Aku mengangkat kepalaku dari depakan Baekhyun.
“Sudahlah Baek-ah. Aku tidak apa-apa.” ucapku bohong dan mencoba tersenyum. Aku melepaskan pelukan Baekhyun dan berdiri.
“Ireona,Baek-ah.” Baekhyun menghapus air matanya dan berdiri.
“Mianhae, Y/N-ah.” Baekhyun keluar dari kamar dan menutup pintunya. Sepertinya dia masih ingin menangis, dan dia menangis karena aku. Kenapa aku bilang seperti itu padanya? Bodoh sekali aku ini. Baekhyun sudah sangat baik padaku. Kalau tidak ada Baekhyun, pagi ini mungkin aku sudah mati kedinginan diluar sana.
“Baekhyun-ah.” Aku membuka pintu kamar Baekhyun dan melangkah keluar.
“Eh? Apa ini?” aku menginjak sesuatu dilantai. Ini bajuku. Semuanya lengkap dan sudah kering.
“Surat? Baek-ah.” Ucapku lalu membuka surat itu.
Y/N-ah, mianhae. Aku tidak bermaksud untuk menciummu. Aku hanya ingin, orang yang pertama kali mendapatkan first kiss ku adalah dirimu. Mungkin ini terdengar aneh, tapi aku mencintaimu, aku menyayangimu. Tak apa jika kau tidak mencintaiku. Tapi beginilah perasaanku padamu sejak dulu. Baju ini, sudah kucuci dan kukeringkan. Masalah itu, aku sungguh tidak melihat tubuhmu sedikitpun. Aku berani bersumpah. Maafkan aku.
“Baek-ah.” Air mataku mengalir selesai membaca surat dari Baekhyun. Aku meletakkan bajuku dilantai dan berlari mencari Baekhyun keseluruh ruangan dirumah ini tapi aku tidak menemukannya.
“Baekhyun-ah.” Aku berteriak memanggil-manggil Baekhyun tapi tidak ada jawaban. Lututku rasanya lemas sekali. Nafasku sudah tersengal-sengal.
“Oya.” Ucapku sambil ngos-ngosan. Aku ingat aku belum memeriksa atap. Baekhyun pasti disana. Aku buru-buru menaiki tangga yang menuju keatap rumah, tepatnya tempat jemuran.
“Baekhyun-ah.” Ucapku sambil mengedarkan penglihatanku.
“Baek-ah..” aku menginjakkan kaki diatap saat aku melihat Baekhyun sedang bersandar pada dinding atap.
“Baekhyun-ah.” Panggilku. Tapi dia tidak menjawab. Ternyata dia sedang memakai headphone. Aku berjalan mendekati Baekhyun dan aku melihat Baekhyun menutup matanya sambil menangis.
“Baek-ah.” Aku berlari dan memeluk Baekhyun. Baekhyun membuka matanya dan melepas headphonenya. “Baekhyun-ah, mianhae.”
“Y/N-ah. Itu salahku, bukan salahmu.” Baekhyun mengelus kepalaku lembut. Aku melepas pelukanku.
“Kau jangan menangis lagi.” Ucapku sambil mengusap air mata Baekhyun.
“Kau tidak perlu melakukan itu.” Baekhyun memegang tanganku dan menggelengkan kepalanya.
“Kau selalu melakukan semuanya untukku. Dan aku tidak pernah melakukan sesuatu untukmu. Aku hanya mengusap air matamu saja, Baek-ah.” Ucapku dengan suara agak keras. Tapi Baekhyun hanya tersenyum.
“Biarkan aku melakukan segalanya untukmu. Itu keinginanku.” Jawab Baekhyun yang lalu memalingkan wajahnya kearah lain.
“Surat ini..” aku menunjukkan surat darinya yang membuat Baekhyun melihat kearahku lagi.
“Kenapa kau tidak mengatakannya langsung, hah?” aku menaikkan nada bicaraku.
“Kau tahu? Aku ingin mendengar kau mengatakannya langsung.” Aku tidak bisa menahan air mataku lagi. Alhasil aku menangis lagi.
“K..kau..kau salah jika menuliskan aku tidak mencintaimu. Aku juga mencintaimu, Baek.” Ucapku sambil menangis. Baekhyun tersenyum dan menenggelamkan kepalaku didadanya.
“A..aku..aku ingin kau mengatakannya langsung, Baek.. Bukan surat ini.” Ucapku sambil sesenggukan.
“Saranghae, Y/N-ah.” Ucap Baekhyun dan mengecup dahiku.