Ehh, udah part 3 nih :D gimana? seru gak? mian ya kalo ga seru .. don't forget to comment ok? ^^gomawo
“Kalau begitu, terima kasih Baek-ah.” Ucapku kemudian. Eh?
Baekhyun tidak menjawabku. Aku menoleh padanya dan ternyata, dia tidur.
Aigooooo.
“Baek.. baek..” aku menacak-rambut Baekhyun yang sedang
tertidur. Omo, panas sekali dahinya. Dia pasti hujan-hujanan lagi saat
membawaku kesini tapi dia malah langsung mengurusku dan melupakan dirinya.
Baekhyun itu terlalu baik bagiku. Dia selalu mendahulukanku meskipun dia selalu
jahil.
“Baek-ah, ayo bangun. Kau tidur diatas saja.” Aku memegang
tangan Baekhyun dan berusaha membuatnya berdiri.
“Ya, kau tidur disini saja.” Ucapku sambil menyelimuti
Baekhyun. Aku mengambil plester penurun panas dan menempelkan didahinya.
“Kau tidurlah lagi.” Ucapku sambil mengelus kepala Baekhyun
dan hendak turun dari tempat tidur.
“Jangan tinggalkan aku, chagi.” Ucap Baekhyun dalam tidurnya dan menarik tubuhku
kedalam pelukannya.
“Ba..Baek-ah.. Lepaskan aku.” Aku berusaha mendorong tubuh
Baekhyun tapi pelukannya terlalu kuat. Dia juga memanggilku ‘chagi’, ahh pasti
dia mengigau.
“Baek-ah..”
[Baekhyun POV]
Bagus, sekarang gantian aku yang sakit. Badanku terasa
dingin sekali tapi suhu tubuhku tinggi alias panas sekali. Mataku terpejam tapi
sebenarnya aku tidak tidur. Aku sedang mengontrol suhu tubuhku agar kembali
normal tapi aku tidak bisa. Aku merasakan tangan Y/N memegang tanganku dan
mencoba menarikku berdiri. Aku tidak mendengar apa yang dikatakannya, kepalaku
terlalu pusing. Tanpa aku sadari, aku sudah tertidur diatas tempat tidurku dan
Y/N berada dalam pelukanku.
“Baek-ah...” aku mendengar Y/N memanggilku dan mendorong
dadaku. Tapi, saat ini aku tidak ingin jauh darinya. Aku biarkan saja seperti
ini.
Aku rasa dia tertidur juga. Biarkan sajalah, aku tidak ingin
dia sakit. Kau tahu? Aku selalu saja mengkhawatirkannya.
[YOUR POV]
“Uuh, jam berapa sekarang?” aku terbangun dan mengucek
mataku.
“Ehh?” aku kaget melihat Baekhyun yang tidur sambil
memelukku. Kuperhatikan wajahnya baik-baik. Ternyata dia tampan juga, aku tidak
pernah menyadari hal ini karena Baekhyun selalu menggangguku, jadi aku bilang
dia jelek. Lagian aku tidak pernah sedekat ini dengan Baekhyun.
“Chagi..” Baekhyun membuka matanya dan tersenyum. Aahh
senyum itu membuat jantungku berdebar.
“Baek.. lepaskan aku.” Aku mendorong tubuh Baekhyun tapi
Baekhyun tidak mau melepas pelukannya.
“Ini kan masih jam 5, chagi.” Baekhyun lebih mengeratkan pelukannya
seperti memeluk guling dan ia menutup matanya lagi.
“Iissh, aku ini bukan chagimu tau.” Aku memukul-mukul pipi
Baekhyun.
“Ssstt..dengarkan.” Wajah Baekhyun berubah menjadi serius.
Adu diam dan serius mendengarkan.
“Ada suara ap—” CHUP. Baekhyun mencium bibirku sekilas. Aku
bengong.
“B..Baekhyun-ah.” aku memegang bibirku dan menatapnya.
Baekhyun malah tersenyum manis sekali.
“Aaahh...Baekhyun-ah!!” Aku berteriak dan Baekhyun langsung
melepas pelukannya dan lari kabur ke kamar mandi.
“Baekhyun..Awas Kau!!!” aku menggedor pintu kamar mandi
sambil berteriak.
“Ya!! Jangan-jangan kau juga melihat tubuhku. Iya kan?” aku
berteriak lagi.
“Tidak, Y/N. Sungguh.” Baekhyun berteriak didalam kamar
mandi.
“Hiiks hiks..” aku terduduk didepan pintu kamar mandi dan
air mataku mengalir begitu saja.
[BAEKHYUN POV]
Aku tersenyum dikamar mandi. Aku berhasil tidur dengan Y/N
meskipun tidak melakukan apa-apa. Senang sekali rasanya semalaman memeluk Y/N
dalam tidurku. Haha aku juga berhasil mencium bibir orang yang sangat aku cintai
meskipun hanya sekilas saja. Aku...aku menginginkan Y/N menjadi milikku
selamanya. Aku sangat mencintainya. Tapi, itu tidaklah mungkin. Y/N tidak
mungkin mencintaiku, menyukaiku saja tidak mungkin.
Pikiranku tersadar saat aku mendengar suara tangisan dari
luar.
“Y/N-ah.” Aku membuka pintu kamar mandi tempatku bersembunyi
dengan perlahan.
“Y/N-ah, kau tidak apa-apa?” aku berjongkok didepan Y/N yang
terduduk dan menangis.
“Ma..maafkan aku. A..aku..aku tidak bermaksud melakukannya.
Sungguh.” Aku memegang bahu Y/N.
“Lepaskan!!” Y/N menangkis tanganku.
“Y/N-ah, maafkan aku.” Aku memeluk Y/N dan tangisnya makin
keras.
“Maafkan aku.” Aku terus meminta maaf pada Y/N dan air
mataku mulai menetes.
“Jebaaaall... Uljima Y/N-ah.”
[YOUR POV]
Aku menangis sampai sesenggukan dipelukan Baekhyun. Aku
tidak menyangka dia akan melakukan semua ini padaku. Aku tidak bisa
berkata-kata apa lagi.
“Jebal, uljima Y/N-ah.” Ucap Baekhyun. Mwo? Dia menangis?
Tangisnya sesenggukan sepertiku. Aku mengangkat kepalaku dari depakan Baekhyun.
“Sudahlah Baek-ah. Aku tidak apa-apa.” ucapku bohong dan
mencoba tersenyum. Aku melepaskan pelukan Baekhyun dan berdiri.
“Ireona,Baek-ah.” Baekhyun menghapus air matanya dan
berdiri.
“Mianhae, Y/N-ah.” Baekhyun keluar dari kamar dan menutup
pintunya. Sepertinya dia masih ingin menangis, dan dia menangis karena aku. Kenapa
aku bilang seperti itu padanya? Bodoh sekali aku ini. Baekhyun sudah sangat
baik padaku. Kalau tidak ada Baekhyun, pagi ini mungkin aku sudah mati
kedinginan diluar sana.
“Baekhyun-ah.” Aku membuka pintu kamar Baekhyun dan
melangkah keluar.
“Eh? Apa ini?” aku menginjak sesuatu dilantai. Ini bajuku.
Semuanya lengkap dan sudah kering.
“Surat? Baek-ah.” Ucapku lalu membuka surat itu.
Y/N-ah, mianhae. Aku tidak bermaksud untuk menciummu. Aku
hanya ingin, orang yang pertama kali mendapatkan first kiss ku adalah dirimu.
Mungkin ini terdengar aneh, tapi aku mencintaimu, aku menyayangimu. Tak apa
jika kau tidak mencintaiku. Tapi beginilah perasaanku padamu sejak dulu. Baju
ini, sudah kucuci dan kukeringkan. Masalah itu, aku sungguh tidak melihat
tubuhmu sedikitpun. Aku berani bersumpah. Maafkan aku.
“Baek-ah.” Air mataku mengalir selesai membaca surat dari
Baekhyun. Aku meletakkan bajuku dilantai dan berlari mencari Baekhyun keseluruh
ruangan dirumah ini tapi aku tidak menemukannya.
“Baekhyun-ah.” Aku berteriak memanggil-manggil Baekhyun tapi
tidak ada jawaban. Lututku rasanya lemas sekali. Nafasku sudah
tersengal-sengal.
“Oya.” Ucapku sambil ngos-ngosan. Aku ingat aku belum
memeriksa atap. Baekhyun pasti disana. Aku buru-buru menaiki tangga yang menuju
keatap rumah, tepatnya tempat jemuran.
“Baekhyun-ah.” Ucapku sambil mengedarkan penglihatanku.
“Baek-ah..” aku menginjakkan kaki diatap saat aku melihat
Baekhyun sedang bersandar pada dinding atap.
“Baekhyun-ah.” Panggilku. Tapi dia tidak menjawab. Ternyata
dia sedang memakai headphone. Aku berjalan mendekati Baekhyun dan aku melihat
Baekhyun menutup matanya sambil menangis.
“Baek-ah.” Aku berlari dan memeluk Baekhyun. Baekhyun
membuka matanya dan melepas headphonenya. “Baekhyun-ah, mianhae.”
“Y/N-ah. Itu salahku, bukan salahmu.” Baekhyun mengelus
kepalaku lembut. Aku melepas pelukanku.
“Kau jangan menangis lagi.” Ucapku sambil mengusap air mata
Baekhyun.
“Kau tidak perlu melakukan itu.” Baekhyun memegang tanganku
dan menggelengkan kepalanya.
“Kau selalu melakukan semuanya untukku. Dan aku tidak pernah
melakukan sesuatu untukmu. Aku hanya mengusap air matamu saja, Baek-ah.” Ucapku
dengan suara agak keras. Tapi Baekhyun hanya tersenyum.
“Biarkan aku melakukan segalanya untukmu. Itu keinginanku.”
Jawab Baekhyun yang lalu memalingkan wajahnya kearah lain.
“Surat ini..” aku menunjukkan surat darinya yang membuat
Baekhyun melihat kearahku lagi.
“Kenapa kau tidak mengatakannya langsung, hah?” aku menaikkan
nada bicaraku.
“Kau tahu? Aku ingin mendengar kau mengatakannya langsung.”
Aku tidak bisa menahan air mataku lagi. Alhasil aku menangis lagi.
“K..kau..kau salah jika menuliskan aku tidak mencintaimu. Aku
juga mencintaimu, Baek.” Ucapku sambil menangis. Baekhyun tersenyum dan
menenggelamkan kepalaku didadanya.
“A..aku..aku ingin kau mengatakannya langsung, Baek.. Bukan
surat ini.” Ucapku sambil sesenggukan.
“Saranghae, Y/N-ah.” Ucap Baekhyun dan mengecup dahiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar