Images

Images

Selasa, 02 Juli 2013

Love In Wedding -Part 3-


Ehh, udah part 3 nih :D gimana? seru gak? mian ya kalo ga seru .. don't forget to comment ok? ^^gomawo

“Kalau begitu, terima kasih Baek-ah.” Ucapku kemudian. Eh? Baekhyun tidak menjawabku. Aku menoleh padanya dan ternyata, dia tidur. Aigooooo.
“Baek.. baek..” aku menacak-rambut Baekhyun yang sedang tertidur. Omo, panas sekali dahinya. Dia pasti hujan-hujanan lagi saat membawaku kesini tapi dia malah langsung mengurusku dan melupakan dirinya. Baekhyun itu terlalu baik bagiku. Dia selalu mendahulukanku meskipun dia selalu jahil.
“Baek-ah, ayo bangun. Kau tidur diatas saja.” Aku memegang tangan Baekhyun dan berusaha membuatnya berdiri.
“Ya, kau tidur disini saja.” Ucapku sambil menyelimuti Baekhyun. Aku mengambil plester penurun panas dan menempelkan didahinya.
“Kau tidurlah lagi.” Ucapku sambil mengelus kepala Baekhyun dan hendak turun dari tempat tidur.
“Jangan tinggalkan aku, chagi.” Ucap  Baekhyun dalam tidurnya dan menarik tubuhku kedalam pelukannya.
“Ba..Baek-ah.. Lepaskan aku.” Aku berusaha mendorong tubuh Baekhyun tapi pelukannya terlalu kuat. Dia juga memanggilku ‘chagi’, ahh pasti dia mengigau.
“Baek-ah..”

[Baekhyun POV]
Bagus, sekarang gantian aku yang sakit. Badanku terasa dingin sekali tapi suhu tubuhku tinggi alias panas sekali. Mataku terpejam tapi sebenarnya aku tidak tidur. Aku sedang mengontrol suhu tubuhku agar kembali normal tapi aku tidak bisa. Aku merasakan tangan Y/N memegang tanganku dan mencoba menarikku berdiri. Aku tidak mendengar apa yang dikatakannya, kepalaku terlalu pusing. Tanpa aku sadari, aku sudah tertidur diatas tempat tidurku dan Y/N berada dalam pelukanku.
“Baek-ah...” aku mendengar Y/N memanggilku dan mendorong dadaku. Tapi, saat ini aku tidak ingin jauh darinya. Aku biarkan saja seperti ini.
Aku rasa dia tertidur juga. Biarkan sajalah, aku tidak ingin dia sakit. Kau tahu? Aku selalu saja mengkhawatirkannya.

[YOUR POV]
“Uuh, jam berapa sekarang?” aku terbangun dan mengucek mataku.
“Ehh?” aku kaget melihat Baekhyun yang tidur sambil memelukku. Kuperhatikan wajahnya baik-baik. Ternyata dia tampan juga, aku tidak pernah menyadari hal ini karena Baekhyun selalu menggangguku, jadi aku bilang dia jelek. Lagian aku tidak pernah sedekat ini dengan Baekhyun.
“Chagi..” Baekhyun membuka matanya dan tersenyum. Aahh senyum itu membuat jantungku berdebar.
“Baek.. lepaskan aku.” Aku mendorong tubuh Baekhyun tapi Baekhyun tidak mau melepas pelukannya.
“Ini kan masih jam 5, chagi.” Baekhyun lebih mengeratkan pelukannya seperti memeluk guling dan ia menutup matanya lagi.
“Iissh, aku ini bukan chagimu tau.” Aku memukul-mukul pipi Baekhyun.
“Ssstt..dengarkan.” Wajah Baekhyun berubah menjadi serius. Adu diam dan serius mendengarkan.
“Ada suara ap—” CHUP. Baekhyun mencium bibirku sekilas. Aku bengong.
“B..Baekhyun-ah.” aku memegang bibirku dan menatapnya. Baekhyun malah tersenyum manis sekali.
“Aaahh...Baekhyun-ah!!” Aku berteriak dan Baekhyun langsung melepas pelukannya dan lari kabur ke kamar mandi.
“Baekhyun..Awas Kau!!!” aku menggedor pintu kamar mandi sambil berteriak.
“Ya!! Jangan-jangan kau juga melihat tubuhku. Iya kan?” aku berteriak lagi.
“Tidak, Y/N. Sungguh.” Baekhyun berteriak didalam kamar mandi.
“Hiiks hiks..” aku terduduk didepan pintu kamar mandi dan air mataku mengalir begitu saja.

[BAEKHYUN POV]
Aku tersenyum dikamar mandi. Aku berhasil tidur dengan Y/N meskipun tidak melakukan apa-apa. Senang sekali rasanya semalaman memeluk Y/N dalam tidurku. Haha aku juga berhasil mencium bibir orang yang sangat aku cintai meskipun hanya sekilas saja. Aku...aku menginginkan Y/N menjadi milikku selamanya. Aku sangat mencintainya. Tapi, itu tidaklah mungkin. Y/N tidak mungkin mencintaiku, menyukaiku saja tidak mungkin.
Pikiranku tersadar saat aku mendengar suara tangisan dari luar.
“Y/N-ah.” Aku membuka pintu kamar mandi tempatku bersembunyi dengan perlahan.
“Y/N-ah, kau tidak apa-apa?” aku berjongkok didepan Y/N yang terduduk dan menangis.
“Ma..maafkan aku. A..aku..aku tidak bermaksud melakukannya. Sungguh.” Aku memegang bahu Y/N.
“Lepaskan!!” Y/N menangkis tanganku.
“Y/N-ah, maafkan aku.” Aku memeluk Y/N dan tangisnya makin keras.
“Maafkan aku.” Aku terus meminta maaf pada Y/N dan air mataku mulai menetes.
“Jebaaaall... Uljima Y/N-ah.”

[YOUR POV]
Aku menangis sampai sesenggukan dipelukan Baekhyun. Aku tidak menyangka dia akan melakukan semua ini padaku. Aku tidak bisa berkata-kata apa lagi.
“Jebal, uljima Y/N-ah.” Ucap Baekhyun. Mwo? Dia menangis? Tangisnya sesenggukan sepertiku. Aku mengangkat kepalaku dari depakan Baekhyun.
“Sudahlah Baek-ah. Aku tidak apa-apa.” ucapku bohong dan mencoba tersenyum. Aku melepaskan pelukan Baekhyun dan berdiri.
“Ireona,Baek-ah.” Baekhyun menghapus air matanya dan berdiri.
“Mianhae, Y/N-ah.” Baekhyun keluar dari kamar dan menutup pintunya. Sepertinya dia masih ingin menangis, dan dia menangis karena aku. Kenapa aku bilang seperti itu padanya? Bodoh sekali aku ini. Baekhyun sudah sangat baik padaku. Kalau tidak ada Baekhyun, pagi ini mungkin aku sudah mati kedinginan diluar sana.
“Baekhyun-ah.” Aku membuka pintu kamar Baekhyun dan melangkah keluar.
“Eh? Apa ini?” aku menginjak sesuatu dilantai. Ini bajuku. Semuanya lengkap dan sudah kering.
“Surat? Baek-ah.” Ucapku lalu membuka surat itu.
Y/N-ah, mianhae. Aku tidak bermaksud untuk menciummu. Aku hanya ingin, orang yang pertama kali mendapatkan first kiss ku adalah dirimu. Mungkin ini terdengar aneh, tapi aku mencintaimu, aku menyayangimu. Tak apa jika kau tidak mencintaiku. Tapi beginilah perasaanku padamu sejak dulu. Baju ini, sudah kucuci dan kukeringkan. Masalah itu, aku sungguh tidak melihat tubuhmu sedikitpun. Aku berani bersumpah. Maafkan aku.
“Baek-ah.” Air mataku mengalir selesai membaca surat dari Baekhyun. Aku meletakkan bajuku dilantai dan berlari mencari Baekhyun keseluruh ruangan dirumah ini tapi aku tidak menemukannya.
“Baekhyun-ah.” Aku berteriak memanggil-manggil Baekhyun tapi tidak ada jawaban. Lututku rasanya lemas sekali. Nafasku sudah tersengal-sengal.
“Oya.” Ucapku sambil ngos-ngosan. Aku ingat aku belum memeriksa atap. Baekhyun pasti disana. Aku buru-buru menaiki tangga yang menuju keatap rumah, tepatnya tempat jemuran.
“Baekhyun-ah.” Ucapku sambil mengedarkan penglihatanku.
“Baek-ah..” aku menginjakkan kaki diatap saat aku melihat Baekhyun sedang bersandar pada dinding atap.
“Baekhyun-ah.” Panggilku. Tapi dia tidak menjawab. Ternyata dia sedang memakai headphone. Aku berjalan mendekati Baekhyun dan aku melihat Baekhyun menutup matanya sambil menangis.
“Baek-ah.” Aku berlari dan memeluk Baekhyun. Baekhyun membuka matanya dan melepas headphonenya. “Baekhyun-ah, mianhae.”
“Y/N-ah. Itu salahku, bukan salahmu.” Baekhyun mengelus kepalaku lembut. Aku melepas pelukanku.
“Kau jangan menangis lagi.” Ucapku sambil mengusap air mata Baekhyun.
“Kau tidak perlu melakukan itu.” Baekhyun memegang tanganku dan menggelengkan kepalanya.
“Kau selalu melakukan semuanya untukku. Dan aku tidak pernah melakukan sesuatu untukmu. Aku hanya mengusap air matamu saja, Baek-ah.” Ucapku dengan suara agak keras. Tapi Baekhyun hanya tersenyum.
“Biarkan aku melakukan segalanya untukmu. Itu keinginanku.” Jawab Baekhyun yang lalu memalingkan wajahnya kearah lain.
“Surat ini..” aku menunjukkan surat darinya yang membuat Baekhyun melihat kearahku lagi.
“Kenapa kau tidak mengatakannya langsung, hah?” aku menaikkan nada bicaraku.
“Kau tahu? Aku ingin mendengar kau mengatakannya langsung.” Aku tidak bisa menahan air mataku lagi. Alhasil aku menangis lagi.
“K..kau..kau salah jika menuliskan aku tidak mencintaimu. Aku juga mencintaimu, Baek.” Ucapku sambil menangis. Baekhyun tersenyum dan menenggelamkan kepalaku didadanya.
“A..aku..aku ingin kau mengatakannya langsung, Baek.. Bukan surat ini.” Ucapku sambil sesenggukan.
“Saranghae, Y/N-ah.” Ucap Baekhyun dan mengecup dahiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar