Images

Images

Selasa, 02 Juli 2013

Love In Wedding -Part 2-


“Baek..” Aku kaget karena seseorang memelukku dari belakang, dan itu adalah Baekhyun. Baekhyun menutupi kepalaku dan kepalanya dengan blazer yang dipakainya dan memelukku.
“Ayo cepat.” Ucap Baekhyun menyuruhku untuk berlari. Akupun menurutinya. Sepanjang jalan, kami tidak menemukan tempat berteduh. Tepatnya tempat berteduh sudah penuh oleh orang yang berteduh dan kami tidak mungkin berteduh disitu karena pasti tidak muat lagi.
“Terima kasih, Baek.” Ucapku saat aku sudah ada didepan rumahku. Baekhyun berlari kerumahnya dan melambaikan tangannya lalu masuk kerumahnya. Sial sekali hari ini, kami hujan-hujanan sampai rumah.
“Dikunci?” aku bertanya pada diriku sendiri karena pintu rumah dikunci dan aku ketuk pun tidak ada yang membuka. Aku mengeluarkan ponsel dan cepat-cepat menelpon mommy. Aku menunggu telponku diangkat dan ketika mommy berbicara aku langsung bertanya macam-macam.
“Yoboseyo. Mom, mommy dimana?...Waeyo? Mwo? Apa tidak salah mom?” aku terduduk lemas didepan pintu. Aku menyebut ibuku dengan sebutan mommy dulu kami tinggal di Inggris.
“Ne, geurae.” Aku menutup telpon dan melipat lututku didada. Mommy dan Daddy pergi kerumah haramoni di Busan yang katanya sedang sakit dan aku tidak bisa masuk kerumah malam ini. Parahnya lagi, aku disuruh menginap dirumah Baekhyun. Aku tidak mau !!! Dia pasti rela tidak tidur semalaman untuk menjahiliku seperti menggambari wajahku dengan spidol seperti waktu SD dulu.
“Aaaahhh!!” aku membanting tas sekolahku kelantai.
[BAEKHYUN POV]
Fuuhh, dingin sekali habis hujan-hujanan sampai rumah. Setelah membuka bajuku yang basah kuyup, aku langsung mandi dengan air panas dari kran otomatis dikamar mandiku. Aku memasukkan baju seragamku dan juga blazerku yang basah kedalam mesin cuci untuk direndam oleh deterjen. Aku mengambil celana panjang dan baju rajut dari lemari dan memakainya. Hahh sudah lumayan hangat sekarang.
Eh? Y/N bagaimana ya? Aku melihat kerumah Y/N dari jendela dikamarku yang langsung menghadap jalan dan juga rumahnya. Omo, apakah itu Y/N? Ada seseorang yang sedang tertidur didepan pintu rumah Y/N. Sepertinya dia sangat kedinginan. Aku buru-buru turun dan berlari kerumah Y/N tanpa payung ataupun jas hujan.
“Y/N-ah, kenapa kau tidur disini?” tanyaku panik. Bibirnya sudah membiru dan tubuhnya menggigil.
“B..Baek...” Y/N berusaha berbicara tapi dia terlihat lemas sekali. Aku mencoba membuka pintu rumah Y/N tapi terkunci.
“Bertahanlah..” Aku menggendong Y/N dan berlari kerumahku secepat mungkin. Aku tidak mempedulikan lagi lantai yang basah karena air hujan yang menetes dari bajuku dan Y/N. Aku membawa Y/N kekamarku dan menidurkannya ditempat tidur.
“Y/N-ah!!” panggilku tapi Y/N tidak menjawabku. Matanya tertutup bibirnya membiru. Aku mengguncang-guncang tubuhnya tapi sepertinya dia pingsan. Aku bingung sekali. Aku membuka sepatu dan kaus kakinya lalu menyelimutinya.
“Ya ampuunn..” aku menepuk jidatku sendiri. Baju Y/N basah kuyup tapi aku tidak mungkin membukanya. Aku tidak mungkin menyuruh Eomma karena ia sudah 3 hari tinggal dirumah saudara dan pulangnya entah kapan.
“Aaahh.....” aku mengacak-acak rambutku. Sudahlah, akhirnya aku menutupi tubuh Y/N dengan selimutku dan hanya tanganku yang masuk untuk membuka pakaiannya. Aku tidak ingin melihat apa yang sedang aku lakukan sekarang. Sungguh, ini terpaksa aku lakukan karena aku tidak mungkin membiarkan Y/N sakit.
“Mianhae Y/N.” Ucapku sambil menutup mata dan melepaskan seluruh pakaian Y/N.
“Fuuhh.” Aku menghembuskan napas panjang karena sudah selesai melepas pakaian Y/N yang basah dan memasukkan pakaian itu ke mesin cuci.
Aku mengangkat tubuh Y/N yang dibalut selimutku ke kamar mandi dan aku tidurkan di bath-tub dan menyiram seluruhnya dengan air hangat dari shower. Aku biarkan Y/N didalam bath-tub (jahat ya—“) sementara aku mengganti seprai yang basah. Untunglah kasurnya dilapis plastik sebelum dilapis seprai jadi tidak ikut basah. Aku mengganti bajuku (lagi) yang basah barulah aku membungkus badan Y/N dengan handuk tanpa melihat sedikitpun lalu mengangkatnya lagi ketempat tidurku dan menyelimutinya langsung.
“Repot sekali.” Keluhku. Pekerjaanku belum selesai sampai disini. Aku masih harus mengeringkan lantai yang basah dan mencuci dan membuat makanan. Kalau saja tidak hujan, aku tidak akan serepot ini.
[YOUR POV]
“Emmph.” Aku terbangun karena mencium aroma minyak angin yang tidak aku sukai. Ini pasti milik Baekhyun. Aku terbangun tapi kepalaku pusing sekali. Tapi.. bukankah tadi aku diam didepan rumah?
“Aaaa..” aku berteriak dalam hati. Aku tidak pakai baju?? Kemana bajuku?? Aku kaget dan takut sekali. Apa yang sudah terjadi padaku? Ingin sekali menangis rasanya, aku hanya bisa menutupi tubuhku dengan selimut yang sejak tadi menyelimutiku.
Aku mengedarkan pandangan keseluruh ruangan. Aku ... kenal dengan ruangan ini.
“Baek-ah...” ucapku dengan pelan.
“Ige mwoya?” aku melihat pakaian terlipat rapi disampingku, dan juga surat.
“Y/N, pakailah bajuku dulu, punyamu belum kering. Aku tidak bisa meminjamkan baju ibuku karena kamarnya dikunci. Maafkan aku. Satu lagi. Maaf aku membuka bajumu—“ omo, aku tercekat membaca surat dari Baekhyun. Apa dia melihat tubuhku? Aaaa...
“Tapi sungguh, aku melakukannya dengan mata tertutup...” oh syukurlah, “Aku...aku tidak mau melakukannya karena aku tahu kau pasti ingin kalau yang melihatnya pertama kali adalah suamimu, bukan? Hehe...” aku terharu membaca kelanjutan surat ini. “Makanlah makanan itu dan jangan lupa teh hangatnya. Kalau kau mencariku, aku tidur disampingmu.” Selesai membaca surat Baekhyun, aku menengok kesamping tapi tidak ada yang tidur disampingku. Uuhh, Baekhyun menyebalkan.
Selesai memakai baju yang dipinjamkan Baekhyun, aku meminum teh hangatnya tapi aku hanya memakan nasinya sedikit saja. Aku tidak berselera.
“Baek.. Baekhyun-ah..” aku mencoba membangunkan Baekhyun yang tidur diatas karpet, tepatnya karpet itu berada disamping tempat tidur. Jadi, Baekhyun tidur dibawah.
“Aigo, Baekhyun-ah. Sekarang kan masih hujan kenapa kau tidur dibawah?” gumamku sambil menyelimuti Baekhyun.
“Mmmmhh..” Baekhyun terbangun. Apa dia mendengar perkataanku?
“Kau sudah bangun rupanya.” Baekhyun mengucek matanya dan duduk sambil menyender pada tempat tidur dan aku duduk disampingnya.
“Kenapa kau membawaku kemari?” tanyaku ketika kami sudah diam begitu lama.
“Waeyo? Aku kasihan padamu. Aku tidak mungkin membiarkanmu mati kedinginan disana.” Baekhyun menoleh padaku. Wajah kami dekat sekali. Cepat-cepat aku mengalihkan pandanganku karena wajahku sudah pasti memerah. Aku tidak menjawab dan kami pun terdiam.
“Kalau begitu, terima kasih Baek-ah.”

seru gak?? kalo kurang seru mian ya, soalnya gak jago bikin ff -_-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar