“Baek..” Aku kaget karena seseorang memelukku dari belakang,
dan itu adalah Baekhyun. Baekhyun menutupi kepalaku dan kepalanya dengan blazer
yang dipakainya dan memelukku.
“Ayo cepat.” Ucap Baekhyun menyuruhku untuk berlari. Akupun
menurutinya. Sepanjang jalan, kami tidak menemukan tempat berteduh. Tepatnya
tempat berteduh sudah penuh oleh orang yang berteduh dan kami tidak mungkin
berteduh disitu karena pasti tidak muat lagi.
“Terima kasih, Baek.” Ucapku saat aku sudah ada didepan
rumahku. Baekhyun berlari kerumahnya dan melambaikan tangannya lalu masuk
kerumahnya. Sial sekali hari ini, kami hujan-hujanan sampai rumah.
“Dikunci?” aku bertanya pada diriku sendiri karena pintu
rumah dikunci dan aku ketuk pun tidak ada yang membuka. Aku mengeluarkan ponsel
dan cepat-cepat menelpon mommy. Aku menunggu telponku diangkat dan ketika mommy
berbicara aku langsung bertanya macam-macam.
“Yoboseyo. Mom, mommy dimana?...Waeyo? Mwo? Apa tidak salah
mom?” aku terduduk lemas didepan pintu. Aku menyebut ibuku dengan sebutan mommy
dulu kami tinggal di Inggris.
“Ne, geurae.” Aku menutup telpon dan melipat lututku didada.
Mommy dan Daddy pergi kerumah haramoni di Busan yang katanya sedang sakit dan
aku tidak bisa masuk kerumah malam ini. Parahnya lagi, aku disuruh menginap
dirumah Baekhyun. Aku tidak mau !!! Dia pasti rela tidak tidur semalaman untuk
menjahiliku seperti menggambari wajahku dengan spidol seperti waktu SD dulu.
“Aaaahhh!!” aku membanting tas sekolahku kelantai.
[BAEKHYUN POV]
Fuuhh, dingin sekali habis hujan-hujanan sampai rumah.
Setelah membuka bajuku yang basah kuyup, aku langsung mandi dengan air panas
dari kran otomatis dikamar mandiku. Aku memasukkan baju seragamku dan juga
blazerku yang basah kedalam mesin cuci untuk direndam oleh deterjen. Aku
mengambil celana panjang dan baju rajut dari lemari dan memakainya. Hahh sudah
lumayan hangat sekarang.
Eh? Y/N bagaimana ya? Aku melihat kerumah Y/N dari jendela
dikamarku yang langsung menghadap jalan dan juga rumahnya. Omo, apakah itu Y/N?
Ada seseorang yang sedang tertidur didepan pintu rumah Y/N. Sepertinya dia
sangat kedinginan. Aku buru-buru turun dan berlari kerumah Y/N tanpa payung
ataupun jas hujan.
“Y/N-ah, kenapa kau tidur disini?” tanyaku panik. Bibirnya
sudah membiru dan tubuhnya menggigil.
“B..Baek...” Y/N berusaha berbicara tapi dia terlihat lemas
sekali. Aku mencoba membuka pintu rumah Y/N tapi terkunci.
“Bertahanlah..” Aku menggendong Y/N dan berlari kerumahku
secepat mungkin. Aku tidak mempedulikan lagi lantai yang basah karena air hujan
yang menetes dari bajuku dan Y/N. Aku membawa Y/N kekamarku dan menidurkannya
ditempat tidur.
“Y/N-ah!!” panggilku tapi Y/N tidak menjawabku. Matanya
tertutup bibirnya membiru. Aku mengguncang-guncang tubuhnya tapi sepertinya dia
pingsan. Aku bingung sekali. Aku membuka sepatu dan kaus kakinya lalu
menyelimutinya.
“Ya ampuunn..” aku menepuk jidatku sendiri. Baju Y/N basah
kuyup tapi aku tidak mungkin membukanya. Aku tidak mungkin menyuruh Eomma
karena ia sudah 3 hari tinggal dirumah saudara dan pulangnya entah kapan.
“Aaahh.....” aku mengacak-acak rambutku. Sudahlah, akhirnya
aku menutupi tubuh Y/N dengan selimutku dan hanya tanganku yang masuk untuk
membuka pakaiannya. Aku tidak ingin melihat apa yang sedang aku lakukan
sekarang. Sungguh, ini terpaksa aku lakukan karena aku tidak mungkin membiarkan
Y/N sakit.
“Mianhae Y/N.” Ucapku sambil menutup mata dan melepaskan
seluruh pakaian Y/N.
“Fuuhh.” Aku menghembuskan napas panjang karena sudah
selesai melepas pakaian Y/N yang basah dan memasukkan pakaian itu ke mesin
cuci.
Aku mengangkat tubuh Y/N yang dibalut selimutku ke kamar
mandi dan aku tidurkan di bath-tub dan menyiram seluruhnya dengan air hangat
dari shower. Aku biarkan Y/N didalam bath-tub (jahat ya—“) sementara aku
mengganti seprai yang basah. Untunglah kasurnya dilapis plastik sebelum dilapis
seprai jadi tidak ikut basah. Aku mengganti bajuku (lagi) yang basah barulah
aku membungkus badan Y/N dengan handuk tanpa melihat sedikitpun lalu
mengangkatnya lagi ketempat tidurku dan menyelimutinya langsung.
“Repot sekali.” Keluhku. Pekerjaanku belum selesai sampai
disini. Aku masih harus mengeringkan lantai yang basah dan mencuci dan membuat
makanan. Kalau saja tidak hujan, aku tidak akan serepot ini.
[YOUR POV]
“Emmph.” Aku terbangun karena mencium aroma minyak angin
yang tidak aku sukai. Ini pasti milik Baekhyun. Aku terbangun tapi kepalaku
pusing sekali. Tapi.. bukankah tadi aku diam didepan rumah?
“Aaaa..” aku berteriak dalam hati. Aku tidak pakai baju??
Kemana bajuku?? Aku kaget dan takut sekali. Apa yang sudah terjadi padaku?
Ingin sekali menangis rasanya, aku hanya bisa menutupi tubuhku dengan selimut
yang sejak tadi menyelimutiku.
Aku mengedarkan pandangan keseluruh ruangan. Aku ... kenal
dengan ruangan ini.
“Baek-ah...” ucapku dengan pelan.
“Ige mwoya?” aku melihat pakaian terlipat rapi disampingku,
dan juga surat.
“Y/N, pakailah bajuku dulu, punyamu belum kering. Aku tidak
bisa meminjamkan baju ibuku karena kamarnya dikunci. Maafkan aku. Satu lagi.
Maaf aku membuka bajumu—“ omo, aku tercekat membaca surat dari Baekhyun. Apa
dia melihat tubuhku? Aaaa...
“Tapi sungguh, aku melakukannya dengan mata tertutup...” oh
syukurlah, “Aku...aku tidak mau melakukannya karena aku tahu kau pasti ingin
kalau yang melihatnya pertama kali adalah suamimu, bukan? Hehe...” aku terharu
membaca kelanjutan surat ini. “Makanlah makanan itu dan jangan lupa teh
hangatnya. Kalau kau mencariku, aku tidur disampingmu.” Selesai membaca surat
Baekhyun, aku menengok kesamping tapi tidak ada yang tidur disampingku. Uuhh,
Baekhyun menyebalkan.
Selesai memakai baju yang dipinjamkan Baekhyun, aku meminum
teh hangatnya tapi aku hanya memakan nasinya sedikit saja. Aku tidak berselera.
“Baek.. Baekhyun-ah..” aku mencoba membangunkan Baekhyun
yang tidur diatas karpet, tepatnya karpet itu berada disamping tempat tidur.
Jadi, Baekhyun tidur dibawah.
“Aigo, Baekhyun-ah. Sekarang kan masih hujan kenapa kau
tidur dibawah?” gumamku sambil menyelimuti Baekhyun.
“Mmmmhh..” Baekhyun terbangun. Apa dia mendengar
perkataanku?
“Kau sudah bangun rupanya.” Baekhyun mengucek matanya dan
duduk sambil menyender pada tempat tidur dan aku duduk disampingnya.
“Kenapa kau membawaku kemari?” tanyaku ketika kami sudah
diam begitu lama.
“Waeyo? Aku kasihan padamu. Aku tidak mungkin membiarkanmu
mati kedinginan disana.” Baekhyun menoleh padaku. Wajah kami dekat sekali.
Cepat-cepat aku mengalihkan pandanganku karena wajahku sudah pasti memerah. Aku
tidak menjawab dan kami pun terdiam.
“Kalau begitu, terima kasih
Baek-ah.”seru gak?? kalo kurang seru mian ya, soalnya gak jago bikin ff -_-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar